Sabtu, 21 Februari 2009

5. Bhava-Rasa, Estetika India berumah di Jawa

Di India, estetika merupakan perdebatan yang sangat panjang. Sekitar abad ke-5 Masehi pemikiran tentang keindahan dikemukakan oleh Bharata dalam buku Natyasastra (Kitab tentang Pentas). Bharata membicarakan seluk-beluk batin manusia beserta gelombang emosinya.

Bhava ---- emosi
Rasa----- dari kata ras (sansekerta) artinya:berteriak, bergema, berkumandang

Rasa – sesuatu yang dicerap oleh indera, dalam hal ini lidah.

Ada delapan bhava rasa




Penikmatan:
Penikmat menemukan sesuatu pengetahuan yang baru
Penikmat merasa terpesona sehingga melupakan masalah praktis sehari-hari.
Penikmat terlibat secara total





Tugas:

Buatlah laporan tertulis HARDCOPY berupa satuan naratif yang dilanjutkan dengan deskripsi Bhava Rasa pada salah satu karya seni pertunjukkan: wayang kulit, wayang orang, kethoprak, atau film India.

1 komentar:

  1. Berbicara tentang Estetika, maka tidak lepas dari nilai-nilai keindahan. menurut saya, keindahan itu terbagi menjadi dua, yaitu keindahan audio dan visual.
    keindahan audio yang relatif dapat dinikmati melalui pendengaran atau suara. nilai-nilai yang terdapat dalam penikmatan audio dapat menimbulkan berbagai sudut pandang dari penikmat. sedang keindahan video dapat dinikmati dengan cara melihat gambar atau hal yang nampak oleh indera penglihatan. namun semua penilaian terhadap itu semua bersifat subyektif, artinya tidal semua orang akan mengatakan suara atau gambar yang didengar atau dilihat itu indah. karena setyap orang memiliki penilaian terhadap masing-masing objek.
    kemudian, berkaitan dengan Bhava rassa, stetika hindia yang berumah dijawa, yang intensitas pembentukannya memperhatikan 8 Bhava tersebut, sangatlah bagus adanya. kedelapan Bhava tersebut akan menambah nilai kenikmatan bagi setyap penikmatnya. rasa nikmat,humor, sedih, marah, berani, takut, jijik, heran, yang semua itu akan menjurus pada ketenangan atau kepuasan.
    namun yang menjadi hal yang sangat ironis, ketika kita melihat tontonan atau musik yang indah dan nikmat untuk dirasakan, terkadang unsur itu tidak mewakili unsur-unsur edukasi yang seharusnya ada untuk dipertontonkan atau didengarkan. karena penikmat audio dan visual jaman sekarang ini ternyata tidak hanya kalangan dewasa, anak-anakpun sekarang juga sudah berperan dalam dunia hiburan, walau hanya sebata penikmat. namun walau hanya sebatas penikmat, jika yang dinikmati itu hal yang kurang mendidik, akan menjadikan anak tersebut terpengaruh secara langsung dari apa yang sudah mereka dengar atau tonton.


    MOCHAMMAD IRFAN LUTHFI
    2102407039

    BalasHapus

Tulislah komentar anda