Sabtu, 21 Februari 2009

7. Geguritan

Gegurutan kuwi prinsipe pada karo puisi Indonesia modern. Ana geguritan kang sifate peteng (prismatis) ana uga kang asifat padhang (transparan). Kuwi manut angel lan gampange anggone maca nganti mudheng (pemahaman).
Nanging kudu dingerteni yen prinsip nulis geguritan kuwi ya ora beda karo nulis karya sastra liyane, kayata prosa. Kudu disiyagakae saka ngarep: (1) gagasan apa kang arep diwedharake (tema lan amanat), (2) terus ditata nganggo alur sing runtut, dadi ora mencolot mrana mrene, (3)dilakoke nganggo tokoh sapa, aku lirik apa wong liya (aku lirik ora kudu pada karo aku penulis), (4) sukur ana pidakane setting wektu lan panggunan sing cetha, (5)terus disimpen ing gaya bunyi, gaya kata, gaya kalimat, lan majas kayadene metafora lan personifikasi. Sing banget mbedakake antarane geguritan lan prosa, punjere mung ana ing tembung SINIMPEN, tegese ora blaka.

Bonari Nabonenar:

G U R I T
gurit mung papan kanggo istirah
kayadene gubug cilik
ing tengah sawah ing antarane kemreceke manuk emprit ngonceki gabah

gurit mung papan kanggo istirah
kanggo sayah apa kanggo kang makarya wegah

gurit mung papan kanggo istirah
kayadene gubug cilik ing tengah sawah
ramerame mbakar jagung nyadhong wangsit
gendhakan dhedhemitan
gendhakan karo dhemit
dhemit gendhakan
ing gubug cilik ing tengah sawah

gurit mung papan kanggo istirah
tembungtembug ukaraukara padha sayah
sawise dirodhapeksa diajak nyebarake dora
apuskrama lan pitenah

gurit mung papan kanggo istirah

17 januari 1988







RAMA SHINTA
Uripna uripe damar ing telenging jiwa
Shinta, jalaran aku asipat langit
Lan sliramu iku critane bumi
Awan lan wengi pinesthi
Manunggal ing donya langit
Ngrukti wiji wijiling rasa

Katresnan ora bakal pinisah
Samodra bawera lan alas gung
Shinta, dheweke mardika
Menyang endi kudu tumiba
Kaya lumepase warastra
Ngaras akasa

Dening: Widodo Basuki
Meditasi Alang- Alang, Kumpulan Geguritan 2004


Tugas:
Silakan tulis komentar berupa ulasan dalam bahasa Indonesia tentang nilai estetis satu geguritan yang dimuat di majalah berbahasa Jawa, lengkap dengan teks geguritan, nama pengarang, nama majalah, nomor edisi, dan tanggal terbit.

6. Puitika Jawa Kuna

Pada masa lalu, seni puisi Jawa Kuna disebut kalngwan atau kalango artinya ”keindahan” Pengarang pada saat mencipta dan pembaca pada saat menikmati, keduanya sama-sama mengalami ’lango’(pengalaman estetis).
Mpu Panuluh menceritakan pekerjaannya.
”Ke puncak gunung nan jauh disana aku berkelana untuk melakukan ibadahku, rindu mencari hubungan dengan alam dewata. Batinku terpusat pada bhatara Wisnu, agar beliau sudi turun dalam batinku bagikan dalam bunga teratai. Kebaktianku pada Wisnu lewat semadi agar mampu melahirkan karya yang indah (kalango)”.

Proses Penulisan kakawin: karas------à lontar = Puja Magi Sastra
1. Sang kawi memulai karyanya dengan menyembah dewa pilihan (istadewata)
2. Sang kawi melakukan persatuan dengan dewa keindahan (dewasraya) untuk menciptakan kalangwan dan mencapai moksa sebagai bekal menuju kematian
3. Persatuan Sang kawi dengan dewa keindahan dalam penciptaan kakawin adalah YOGA.
4. Keindahan kakawin tercermin dalam (a)keindahan alam, (b)pertempuran, (c)kecantikan wanita dan percintaan.




Tugas: tidak ada tugas

5. Bhava-Rasa, Estetika India berumah di Jawa

Di India, estetika merupakan perdebatan yang sangat panjang. Sekitar abad ke-5 Masehi pemikiran tentang keindahan dikemukakan oleh Bharata dalam buku Natyasastra (Kitab tentang Pentas). Bharata membicarakan seluk-beluk batin manusia beserta gelombang emosinya.

Bhava ---- emosi
Rasa----- dari kata ras (sansekerta) artinya:berteriak, bergema, berkumandang

Rasa – sesuatu yang dicerap oleh indera, dalam hal ini lidah.

Ada delapan bhava rasa




Penikmatan:
Penikmat menemukan sesuatu pengetahuan yang baru
Penikmat merasa terpesona sehingga melupakan masalah praktis sehari-hari.
Penikmat terlibat secara total





Tugas:

Buatlah laporan tertulis HARDCOPY berupa satuan naratif yang dilanjutkan dengan deskripsi Bhava Rasa pada salah satu karya seni pertunjukkan: wayang kulit, wayang orang, kethoprak, atau film India.

4.Alur Dramatik

Pada karya sastra, alur dramatik sebuah cerita dapat disusun sebagai berikut.






a. Tahap situation
Yaitu tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal yang dikisahkan pada tahap berikutnya.

b. Tahap generating circumstances
Yaitu tahap pemunculan konflik, masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Dari tahap ini konflik akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.

c. Tahap rising action
Yaitu tahap peningkatan konflik,. Konflik yang muncul pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam, menegangkan dan mengarah ke klimaks, tak dapat di hindari.

d. Tahap climax
Yaitu tahap yang menunjukkan konfik dan pertentangan-pertentangan yang terjadi ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak.

e. Tahap denoument
Yaitu tahap penyelesaian, konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub konflik, atau konflik-konflik tambahan, jika ada, juga diberi jalan keluar, dan cerita diakhiri.




Tugas:
Buatlah laporan tertulis HARDCOPY berupa satuan naratif sebuah cerita pendek berbahasa Jawa (Cerkak) kemudian gambarlah alur dramatiknya

3. Karya Sastra dan Estetika


Memahami karya sastra adalah usaha mendekati teks untuk merasakan apa yang ada di dalamnya. Karya sastra adalah suatu ”komunike” (pernyataan) dari pengarang (sender) yang dikirimkan kepada pembaca (receiver) dalam suatu susunan yang indah.


Tugas:
Buatlah laporan tertulis HARDCOPY berupa ringkasan karya sastra Jawa yang bernilai estetis

2. Sejarah Perkembangan Estetika

Secara umum perkembangan pemikiran estetika terbagi dalam lima periode yang terdiri dari : (1)periode klasik, (2)periode kritik, (3)periode positivisme atau ilmiah, (4)periode modernisme, (5)periode postmodernisme.
Tugas anda adalah mengirimkan salah satu gagasan para tokoh filsafat estetika dari kelima periode perkembangan pemikiran estetika.
1. Periode klasik,
Para pemikir periode ini adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Gagasan yang dapat anda kembangkan di antaranya: apriori, mimesis, khatarsis, alur dramatik Aristoteles.
2. Periode Kritik,
Para pemikir periode ini adalah Baumgarten, Imanuel Kant, Friedrick Heger, Arthur Schopenhuer.
Gagasan yang dapat anda kembangkan di antaranya: Relativisme, Subjektivisme,
3. Periode Positivisme,
Para pemikir periode ini adalah Gustav Theodor Fechner, Friedrich Nietzsche, Leo Tolstoy, dan George Santayana.
Gagasan yang dapat anda kembangkan: Estetika eksperimental, Estetika Induktif, Apollonian dan Dionysian,
4. Periode Modernisme,
Para pemikir periode ini adalah Beneditto Crose, Susanne K Langer, dan Robin Collingwood.
Gagasan yang dapat anda kembangkan di antaranya: oposisi binner,
5. Periode Postmodernisme,
Para pemikir periode ini adalah Charles Sanders Pierce, Roman Jacobson, Jan Mukarovsky, Hans Robert Jauss,
Lotman, Roland Barthes, Umberto Eco, Michel Foucault, Julia Cristiva, Jacques Derrida.
Gagasan yang dapat anda kembangkan di antaranya: Teori ekspresi dan Intuisi, animal symbolicum, semiotika,
petanda & penanda, ikon-indeks-simbol, meaning & significance, litterariness, horizon harapan, dekonstruksi.